Selasa, 24 April 2012

catatan harian pertama

catatan harian...

Assalamu'alaikum
iya.. benar aku butuh cacatan harian biar hatiku plong..
kalau kata GOL A GONG "ledakan idemu biar kepalamu tidak meledak"
menulis itu dua kali membaca butuh keterampilan begitulah Desi kutip dari buku beliau Be a Writer

buku yang menginspirasi Desi untuk tetap semangat menulis dan tentu aja berwirausaha
hm.. bingung mau apa ya.. hm...
semakin malam semakin sunyi
dentingan bunyi air hujan yang menghantam genting kamarku menggema ke seluruh ruangan,.. riuh benar suasana asramaku ini, apalagi ketika tiba tiba lampu padam pukul enam sore.. ketika aku dan kakakku sedang khusuk menunaikan sholat maghrib berjama'ah di ruangan ini, ruangan yang apa adanya.
badan bekeringatan,, mata lelah ingin terpejam sejenak... tapi berat tugas ini belom selesai semuanya.. tetap semangat.

semuanya terlihat berbeda ketika pagi datang menjelang semua bercahaya hingga mata kuyu inipun silau karenanya. "huh.. mataku berkantong kayak panda" gerutuku dalam hati. ya memang terlihat jelas bulatan hitam disekitar mataku akibat lembur semalaman.

kerja yang tak pasti dihari hariku juga masih selalu membebani orang tuaku, terutama mamakku yang terlihat kurusan dari biasanya sepertinya terlalu memikira putrinya ini.
sekarang aku teringat sama mamakku yang selalu bekerja keras tiada henti setiap waktu, jika aku bertanya "mamak kenapa setiap pagi rajin banget pergi ke ladang?"
mamakku selalu menjawab dengan cepat "inilah mata pencarian mamakmu ini ya sebagai petani, kalau hari ini gak keladang apalagi yang akan mamakmu ini lakukan, dengan cara ini juga nak mamakmu ini mencari rejeki, mamak gak mau selalu tergantung sama bapakmu, wanita yang punya kerjaan sendiri lebih ada artinya daripada yang cuma minta sama suaminya nak"
aku terhenyak betapa dewasanya pemikiran mamakku, memang benar kadangkala aku lebih suka dekat dekat dengan bapakku, apalagi kalau sedang menginginkan sesuatu .. hm iya memang penghasilan bapak lebih besar dari mamak, tapi mamak gak pernah mau berhenti berladang dan cuma minta sama bapak karena kata mamakku itulah harkat dan martabat wanita, tapi untuk masalah rumah tangga tetap seorang suami yang menanggungnya. penghasilan kita ya digunakan buat nambah nambahin keperluan keluarga, biar kalau bapakmu gak dirumah gak usah bingung karena gak punya uang buat beli beras, makanan, atau cemilan yang sering lewat. pastinya juga suami bakalan seneng soalnya uang jatah yang diberikan sama suami jadi awet bisa ditabung, jadi gak boros boros banget soalnya sudah tau gimana susahnya cari duit itu.
ya.. selalu ibuku memberikan nasehat panjangnya tentang wanita, yang setelah lama jauh darinya aku semakin sadar bahwa nasehat mamakku itu sangat membantuku agar tidak terlalu merepotkan mereka.

to be continued...
Wassalamu'alaikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar